30.7.11

Written by a Ghost

Salah satu kegiatan yang kutulis di kolom info di akun facebook-ku adalah "ghostwriter". Meskipun kedengarannya keren, sebenarnya kegiatan per-ghostwriter-anku ini lebih mirip sekretaris, atau kacung dalam bahasa yang lebih slank. Jadi ceritanya aku bertugas mengurusi segala tetek-bengek yang ditugasin bos-ku, dalam bidang penulisan. Entah itu makalah, proposal penelitian, bahkan resume jurnal. That's right, bos-ku itu seorang mahasiswa pasca sarjana (S3) berumur 60 tahunan. Itulah kenapa, peranku sebagai ghostwriter merupakan peran yang cukup penting bagi kelangsungan kuliah bosku. Bayangkan saja seorang paruh baya mengetik makalah atau bikin slide powerpoint semalaman. Pasti akan cukup merepotkan karena laptop, komputer dan printer, merupakan alat yang kadang "anti-orang tua".
Ghostwriting activity
Sebagai ghostwriter (aku tidak mau dibilang joki lho), pekerjaanku cukup ringan. Biasanya bos akan memberiku bahan berupa jurnal ilmiah (dalam bahasa Inggris, yang harus kuterjemahkan jika aku ingin tau isinya), kertas catatan berupa daftar tugas yang harus kukerjakan, dan beberapa kuliah singkat mengenai tugas itu. Ya, benar. Hanya karena bosku membutuhkan seorang ghostwriter, bukan berarti beliau tidak cerdas, tapi seperti kukatakan tadi, setiap bos butuh sekretaris. Untuk catatan, bosku itu adalah pensiunan direktur sebuah perusahaan besar di Indonesia (ini SERIUS), jadi mana mungkin beliau tidak cerdas. Tapi tentu saja, aku harus banyak membaca sendiri agar aku bisa memahami tugas itu dan menyelesaikannya tanpa diprotes.
Balik lagi ke ceritaku tentang 'job-desc' tadi, maka bisa dikatakan aku mempunyai beberapa keuntungan:
1. Aku dapat pengalaman kuliah gratis (langsung S3 lagi,how cool)
2. Dapat ilmu gratis
3. Bayaran yang cukup memadai (ini yang paling penting)

Jadi bisa dibilang, pekerjaanku ini sangat mirip dengan masa-masa kuliah dulu. Mengejar deadline pengumpulan tugas, ngejar-ngejar dosen pembimbing, baca jurnal ilmiah dan sebagainya. Hanya saja, di sini tidak ada profesor sebagai dosenku, atau universitas sebagai kampusku. Jadi meski aku berkontribusi dalam perkuliahan ini, aku tetap tidak bisa mencicipi gelar doktor yang akan diberikan oleh kampus.

Dan jangan tanyakan tentang penelitian apa yang sedang dilakukan bosku (dan aku) karena ini sangat rahasia. Jika aku membeberkan penelitian ini, mungkin aku tidak hanya akan dipecat oleh bosku, tetapi juga dimasukkan daftar hitam sehingga mungkin akan mempengaruhi karirku di perusahaan yang sebenarnya dan aku tidak bisa hidup tenang.

Sebenarnya hari ini aku ke rumah bosku untuk berhenti dari pekerjaan ini karena aku sudah mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya. Beberapa hari lagi aku akan menjadi seorang trainee di perusahaan tersebut sehingga aku takut tidak punya cukup waktu untuk menggeluti per-ghostwriting-an ini. Tapi tebak saja, begitu aku sampai di rumah bos, beliau malah memberiku setumpuk jurnal baru yang harus kubaca. Aku bahkan diberi tugas menyicil disertasi-nya.

Speechless.

Dan posisiku saat itu benar-benar sulit. Benar saja, aku tidak bisa menolak pekerjaan itu. Sekarang aku jadi tau kenapa beliau bisa jadi direktur. Benar. Sangat sulit menolak perintah dari seseorang yang punya otoritas alami seperti beliau. Tapi akhirnya aku tetap memberitau beliau bahwa aku tidak akan bisa segigih dulu lagi dalam mengerjakan tugasku itu karena yah..aku akan punya pekerjaan dan aku akan sangat sibuk. Kupikir beliau akan marah padaku karena aku baru mengatakannya saat aku akan berpamitan. Tapi untungnya, beliau cukup bijaksana sehingga memberi kelonggaran waktu untuk tugas ghostwriting-ku. Bonusnya lagi, beliau memberiku banyak nasehat yang bermanfaat untuk karirku yang sebenarnya. Dia bilang, sebisa mungkin jangan bekerja di laboratorium jika ingin berkembang seperti dia (maksudnya sampai jadi direktur). Tapi sebenarnya aku tidak memiliki obsesi kenaikan karir sampai jadi direktur. Jadi mungkin nasihat beliau akan kusimpan saja di ingatan jangka panjangku agar jika suatu saat obsesi itu timbul, aku bisa menggalinya lagi dan melakukan nasehat-nasehat itu.
Boss is authority

No comments:

Post a Comment

WOW Thank you!